JAKARTA — Pemerintah terus memperkuat barisan pengambil kebijakan strategisnya dalam menghadapi dinamika ekonomi global dan tantangan sektor keuangan nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara resmi melantik Masyita Crystallin sebagai Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan.
Penunjukan Masyita menjadi bagian dari perombakan besar-besaran di lingkungan Kementerian Keuangan yang melibatkan 22 pejabat eselon I. Perubahan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 83/TPA Tahun 2025. Langkah ini dipandang sebagai strategi proaktif untuk meningkatkan ketahanan ekonomi nasional serta memperkuat kolaborasi lintas sektor, khususnya di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih berlanjut.
Masyita Crystallin bukanlah nama asing di bidang kebijakan fiskal dan ekonomi makro Indonesia. Sebelum menjabat Dirjen, ia telah lama mengabdi sebagai Staf Khusus Menteri Keuangan dengan tanggung jawab utama di sektor fiskal, makroekonomi, dan perubahan iklim. Dalam kapasitas tersebut, ia turut memimpin Tim Analisis Kebijakan Energi dan aktif mewakili Indonesia di berbagai forum internasional.
Salah satu peran strategis Masyita yang menonjol adalah sebagai Sherpa Indonesia untuk Coalition of Finance Ministers for Climate Action — forum global di mana negara-negara bekerja sama untuk mengintegrasikan aksi iklim ke dalam kebijakan fiskal dan keuangan. Di forum ini, Masyita dikenal sebagai penggerak utama integrasi kebijakan hijau dalam sistem ekonomi nasional.
Dalam sambutannya saat pelantikan, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa penunjukan Masyita merupakan bentuk kepercayaan pemerintah terhadap kapasitas profesional yang memiliki pengalaman luas dan multidimensi. “Saya percaya Ibu Masyita akan membawa semangat baru dan pendekatan yang komprehensif dalam memperkuat stabilitas sektor keuangan Indonesia, terlebih di tengah tantangan global dan domestik yang makin kompleks,” ujar Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Masyita Crystallin menyampaikan komitmennya untuk mendukung agenda reformasi fiskal dan penguatan ketahanan keuangan nasional. “Dalam era ketidakpastian ekonomi dan tekanan iklim yang semakin nyata, sektor keuangan harus mampu menjadi jangkar stabilitas sekaligus penggerak pembangunan berkelanjutan,” kata Masyita usai pelantikannya.
Rekam Jejak dan Pengalaman Internasional
Masyita juga memiliki pengalaman profesional yang sangat kaya di dalam dan luar negeri. Ia pernah menjabat sebagai Chief Economist di DBS Indonesia, serta sebagai ekonom di Bank Dunia dalam tim Manajemen Makro-Fiskal. Dalam negeri, ia dipercaya menjadi Juru Bicara sekaligus Ketua Kantor Dewan di Lembaga Pengelola Investasi Indonesia (INA), dan Komisaris di Indonesia Financial Group (IFG) — holding BUMN sektor keuangan.
Kiprahnya di sektor publik juga mencakup posisi sebagai penasihat khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman serta anggota tim nasional percepatan ekspor dan investasi.
Akar Akademik yang Kokoh
Selain pengalaman profesional yang solid, Masyita juga memiliki latar belakang akademik yang mumpuni. Ia meraih gelar doktor di bidang Ekonomi Moneter Internasional dari Claremont Graduate University, Amerika Serikat. Pendidikan masternya ia tempuh di Australian National University, sementara gelar sarjananya diperoleh dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia — institusi tempat ia juga sempat mengajar.
Dengan bekal akademik dan pengalaman lintas sektor tersebut, Masyita dinilai mampu membawa perspektif baru dalam menyusun kebijakan fiskal dan keuangan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Penunjukan Masyita Crystallin sebagai Dirjen Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan datang pada saat yang sangat penting. Pemerintah tengah menghadapi tantangan global berupa gejolak geopolitik, ketidakstabilan pasar, serta urgensi transisi energi menuju ekonomi rendah karbon.
Kementerian Keuangan berharap, di bawah kepemimpinan Masyita, direktorat ini mampu merancang instrumen fiskal dan regulasi keuangan yang tangguh untuk mendukung transformasi ekonomi nasional.
“Dengan pengalaman dan jaringan internasional yang kuat, kami optimistis beliau akan menjadi penghubung strategis dalam mempercepat implementasi kebijakan keuangan yang mendukung stabilitas, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan,” tutup Sri Mulyani.
Dengan penunjukan ini, Kementerian Keuangan menunjukkan keseriusannya dalam membangun ekosistem fiskal yang kuat dan adaptif di tengah kompleksitas dunia keuangan global.