Investasi

Indonesia Ajak Tajikistan Tingkatkan Investasi di Sektor Hilirisasi Mineral

Indonesia Ajak Tajikistan Tingkatkan Investasi di Sektor Hilirisasi Mineral
Indonesia Ajak Tajikistan Tingkatkan Investasi di Sektor Hilirisasi Mineral

Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, mengajak Tajikistan untuk memperluas investasi di Indonesia, terutama dalam sektor hilirisasi industri mineral. Hal ini disampaikan saat menerima kunjungan Duta Besar Non-Residen Republik Tajikistan, Ardasher Qodiri, di Jakarta. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral yang telah terjalin selama 30 tahun dan sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo tentang hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri, Rabu, 5 Maret 2025.

Tajikistan merupakan investor terbesar dari kawasan Asia Tengah, dengan total nilai investasi mencapai USD5 juta dalam lima tahun terakhir. Indonesia melihat potensi besar dalam memperdalam kerja sama ekonomi dengan Tajikistan, khususnya dalam sektor hilirisasi mineral yang berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri nasional.

Dalam pertemuan tersebut, Menlu Sugiono menyatakan bahwa peningkatan investasi dari Tajikistan akan memperkuat fondasi ekonomi antara kedua negara. "Kami melihat adanya peluang besar bagi Tajikistan untuk menanamkan investasi dalam sektor hilirisasi mineral di Indonesia. Ini tidak hanya sejalan dengan prioritas ekonomi kami, tetapi juga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan Tajikistan yang ingin memperluas jangkauan pasar mereka," ungkap Sugiono.

Menlu Sugiono juga menyambut baik meningkatnya frekuensi kunjungan pejabat tingkat tinggi antara kedua negara. Salah satu kunjungan yang menonjol adalah kehadiran Perdana Menteri Tajikistan pada 10th World Water Forum di Bali, Indonesia, pada tahun 2024. Pertemuan tersebut menjadi momentum penting untuk memperluas dialog dan kerja sama di berbagai bidang.

"Kehadiran Perdana Menteri Tajikistan pada acara penting seperti World Water Forum menunjukkan komitmen kedua negara untuk bekerja sama lebih erat dalam isu-isu global. Kami berharap kunjungan ini dapat mempercepat proses penandatanganan sejumlah perjanjian bilateral yang akan memfasilitasi penguatan hubungan di masa depan," jelas Sugiono.

Sementara itu, Duta Besar Ardasher Qodiri menegaskan bahwa Tajikistan melihat Indonesia sebagai mitra strategis di Asia Tenggara. "Kami sangat tertarik untuk menjajaki peluang investasi baru di Indonesia, terutama dalam sektor yang memberikan nilai tambah bagi ekonomi kedua negara. Tajikistan berkomitmen untuk menjalin kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan," katanya.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tajikistan telah berjalan selama tiga dekade, dengan kemajuan yang signifikan dalam berbagai sektor. Penandatanganan perjanjian baru diharapkan dapat mendorong kolaborasi lebih lanjut di bidang perdagangan, investasi, pariwisata, dan pendidikan.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia terus berupaya menarik investasi asing untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hilirisasi industri mineral merupakan salah satu fokus utama, mengingat potensi besar sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Dengan menyulap bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi, Indonesia dapat meningkatkan pendapatan nasional dan menciptakan lapangan kerja baru.

Kerja sama dengan negara-negara seperti Tajikistan menjadi langkah strategis untuk mencapai tujuan ini. Dengan investasi dan teknologi dari Tajikistan, sektor hilirisasi mineral di Indonesia dapat berkembang lebih cepat, mendukung visi hilirisasi dan industrialisasi nasional.

Secara keseluruhan, potensi peningkatan investasi Tajikistan di sektor hilirisasi industri mineral Indonesia menjadi wacana yang layak didukung, sejalan dengan rencana strategis yang dicanangkan pemerintah. Hubungan bilateral yang semakin erat antara Indonesia dan Tajikistan membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index