Investasi

DPMPTSP Kota Bontang Catat Rekor Investasi Rp 2,7 Triliun di Tahun 2024

DPMPTSP Kota Bontang Catat Rekor Investasi Rp 2,7 Triliun di Tahun 2024
DPMPTSP Kota Bontang Catat Rekor Investasi Rp 2,7 Triliun di Tahun 2024

Jakarta - Kota Bontang mencatat rekor investasi yang mengesankan sepanjang tahun 2024 dengan total nilai mencapai Rp 2,7 triliun. Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang dalam meningkatkan kemudahan berinvestasi dan strategi menarik investor, baik lokal maupun asing, Selasa, 4 Maret 2025.

Kepercayaan Investor Meningkat

Berdasarkan data yang dirilis oleh DPMPTSP Kota Bontang, investasi di kota ini meningkat sebesar 12,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kepala DPMPTSP Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap iklim investasi yang kondusif di Bontang.

"Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dan memastikan bahwa para investor mendapatkan kemudahan berinvestasi. Peningkatan investasi ini menjadi bukti nyata bahwa Bontang semakin menarik sebagai destinasi investasi," ungkap Aspiannur pada Senin, 3 Maret 2025.

Dominasi Penanaman Modal Dalam Negeri

Peningkatan investasi tersebut didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mencapai Rp 2,5 triliun, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang Rp 139 miliar. Dominasi investor dalam negeri ini menunjukkan peran penting mereka dalam perkembangan ekonomi di Kota Bontang.

Mayoritas investasi terserap di Kecamatan Bontang Utara, mencapai Rp 2,39 triliun atau 88,23 persen dari total investasi. Kecamatan Bontang Selatan mengikuti dengan nilai investasi sebesar Rp 317 miliar atau 11 persen. Sementara itu, Kecamatan Bontang Barat mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 1,36 miliar atau sekitar 0,05 persen dari total investasi.

Dampak pada Lapangan Kerja

Investasi yang masuk sepanjang tahun 2024 juga memiliki dampak positif terhadap tenaga kerja lokal. Menurut Aspiannur, sebanyak 512 tenaga kerja Indonesia telah berhasil diserap. Dari jumlah tersebut, investasi PMDN menyerap 475 tenaga kerja, sementara investasi PMA menyerap 37 tenaga kerja.

"Kami sangat mengapresiasi adanya investasi yang tidak hanya meningkatkan perekonomian, tetapi juga membuka lebih banyak kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan Bontang sebagai kota yang maju dan inklusif," tambah Aspiannur.

Sektor Dominan dalam Realisasi Investasi

Sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi mendominasi realisasi investasi PMDN 2024 dengan total investasi mencapai Rp 2,1 triliun. Di samping itu, ada juga sektor usaha jasa lainnya yang berkontribusi sebesar Rp 140 miliar, perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp 77,6 miliar, perdagangan dan reparasi Rp 49,5 miliar, serta konstruksi Rp 44,4 miliar.

Prestasi sektor industri kimia dasar ini menunjukkan bahwa Bontang tetap menjadi pusat industri kimia dan petrokimia di Kalimantan Timur.

Sementara itu, investasi PMA juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Lima sektor utama yang berkontribusi besar adalah industri lainnya dengan nilai investasi Rp 96,2 miliar, industri makanan Rp 35 miliar, industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi Rp 6,4 miliar, perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 782 juta, serta hotel dan restoran sebesar Rp 647 juta.

Rencana Berkelanjutan DPMPTSP

Dalam upaya untuk mempertahankan momentum ini, Muhammad Aspiannur menegaskan bahwa DPMPTSP akan terus memperkuat sinergi dengan para pemangku kepentingan. "Kami akan terus memperkuat sinergi dengan para pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem investasi yang lebih kompetitif dan berkelanjutan," tutupnya.

Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan potensi Kota Bontang sebagai destinasi investasi yang unggul, tetapi juga mempertegas perannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index