Jakarta - Holding BUMN industri pertambangan Indonesia, MIND ID, semakin memperkuat komitmen untuk mewujudkan praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dalam upaya menegakkan operasional pertambangan yang lebih ramah lingkungan, perusahaan ini fokus pada pengendalian emisi dan penerapan teknologi inovatif, Selasa, 4 Maret 2025.
Salah satu strategi utama yang ditekankan adalah pengendalian emisi melalui manajemen operasional yang efisien serta pemanfaatan teknologi ramah lingkungan. Arief Rifiandi Wiwaha, selaku Department Head of ESG Performance & Reporting dari MIND ID, menyatakan bahwa perusahaan telah mengadopsi metode perhitungan emisi yang akuntabel, sesuai dengan regulasi nasional dan standar internasional.
Dalam pernyataannya, Arief menjelaskan, “Fokus utama kami adalah mengendalikan dan menurunkan intensitas emisi. Opsi karbon kredit adalah solusi terakhir setelah semua upaya penurunan emisi dilakukan. Kami memastikan emisi dapat dikendalikan secara internal sebelum masuk ke perdagangan karbon.”
Sebagai komitmen terhadap kebijakan nasional, MIND ID berpegang pada panduan pemerintah Indonesia dalam mengendalikan emisi, yang selaras dengan komitmen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Target besar ini kemudian diterjemahkan ke dalam rencana jangka menengah dan panjang perusahaan, yang mencakup strategi efisiensi energi dan inovasi teknologi mutakhir.
Implementasi dari rencana ini telah terlihat pada berbagai inisiatif yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan anggota MIND ID. PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) dan PT Vale Indonesia Tbk, misalnya, memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai sumber energi utama bagi operasional mereka. Ini menunjukkan langkah konkret menuju pengurangan emisi karbon dalam proses produksi.
Lebih jauh lagi, MIND ID juga berupaya mengoptimalkan produksi dengan mendigitalisasi operasional tambang. Penerapan teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi peralatan, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan meminimalkan emisi gas rumah kaca. Ini sejalan dengan langkah yang diterapkan oleh PT Freeport Indonesia, yang telah menggunakan lokomotif listrik untuk mengangkut material di tambang bawah tanah. Inisiatif serupa diterapkan di PT Bukit Asam Tbk, yang memanfaatkan bucket wheel loader bertenaga listrik untuk operasi penambangan batubara.
“Kami menyebut pendekatan ini sebagai Smart Operation. Dengan strategi yang terarah, MIND ID berkomitmen menciptakan industri pertambangan dan pengolahan mineral yang lebih rendah emisi, efisien, dan ramah lingkungan,” tambah Arief dalam penjelasannya.
Dengan semakin mendalamnya komitmen MIND ID pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, perusahaan ini memastikan bahwa setiap langkah operasional sejalan dengan standar global emisi rendah dan praktik pertambangan yang bertanggung jawab. Strategi jangka panjang ini tidak hanya untuk kepentingan lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi bisnis dan industri tambang itu sendiri.
Dengan mengedepankan teknologi dan efisiensi, MIND ID menjadi pelopor dalam industri pertambangan berkelanjutan di Indonesia. Langkah-langkah ini tidak hanya mendukung tujuan ekonomi perusahaan tetapi juga sejalan dengan upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Dengan terus berinovasi dan menerapkan teknologi hijau, MIND ID membuktikan bahwa pertambangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bukan hanya sebuah cita-cita tetapi realita operasional yang dapat dicapai.
Keberlanjutan praktik yang dicanangkan oleh MIND ID ini diharapkan dapat menjadi standar bagi sektor lainnya dan menjadi inspirasi demi terwujudnya industri yang lebih bertanggung jawab secara lingkungan di Indonesia. Arief menambahakan, “Ke depannya, kami terus berkomitmen untuk meningkatkan kinerja lingkungan kami sambil tetap memperhatikan aspek ekonomi dan sosial dari operasional kami.”
Dengan asa tinggi, perusahaan tidak hanya berkomitmen untuk mencapai target dalam negeri namun juga untuk menunjukkan bahwa Indonesia bisa menjadi pelaku utama dalam keberlanjutan industri pertambangan secara global.