JAKARTA – Keluhan soal infrastruktur kembali menjadi suara dominan masyarakat saat Anggota DPRD Kota Banjarmasin, Gusti Yasni, menggelar kegiatan reses di Kelurahan Mawar, Kecamatan Banjarmasin Tengah. Dalam forum terbuka yang berlangsung penuh keakraban, warga memanfaatkan momentum ini untuk menyampaikan persoalan mendasar yang mereka hadapi sehari-hari, khususnya terkait jalan lingkungan yang rusak, saluran air yang tak berfungsi, serta minimnya penerangan jalan umum.
Bagi warga Banjarmasin Tengah, isu infrastruktur bukan sekadar persoalan teknis. Di wilayah padat penduduk seperti ini, kondisi infrastruktur sangat menentukan kenyamanan dan keselamatan warga. Dalam kegiatan yang berlangsung tersebut, Gusti Yasni menerima berbagai masukan dari konstituennya, yang menaruh harapan besar agar DPRD bisa mendorong percepatan perbaikan fasilitas dasar.
“Banyak yang mengeluh soal jalan lingkungan yang rusak, saluran drainase yang tersumbat, hingga penerangan jalan umum. Ini keluhan yang sangat mendasar dan harus segera ditindaklanjuti,” kata Gusti Yasni, usai mendengarkan langsung masukan dari masyarakat.
Menurut Gusti, kondisi jalan lingkungan yang rusak bukan hanya mengganggu mobilitas warga, tapi juga menimbulkan risiko kecelakaan, terutama bagi anak-anak dan lansia. Di sisi lain, saluran air yang tersumbat turut memperbesar risiko banjir saat musim hujan, serta menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
“Mayoritas warga menginginkan perbaikan infrastruktur dasar. Ini menyangkut aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan hidup mereka sehari-hari,” jelasnya.
Ia menambahkan, tak sedikit pula warga yang menyoroti pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan yang masih belum optimal. Di beberapa titik, tumpukan sampah terlihat mencolok dan menimbulkan bau tak sedap. Ini menjadi persoalan tambahan yang memperburuk kualitas hidup masyarakat, terutama di kawasan padat permukiman.
“Kebersihan dan pengelolaan sampah juga menjadi bagian dari infrastruktur sosial yang harus diperhatikan,” tegas politisi yang dikenal aktif menyerap aspirasi ini.
Reses yang digelar kali ini tidak hanya menjadi ajang formal serap aspirasi, tapi juga mencerminkan kedekatan Gusti Yasni dengan masyarakat. Ia tampak mencatat secara rinci setiap aduan dan permintaan warga, termasuk titik-titik lokasi yang disebutkan. Baginya, setiap keluhan warga harus mendapatkan respons nyata.
“Ini bagian dari tanggung jawab moral kami sebagai wakil rakyat. Kami hadir bukan hanya untuk mendengar, tapi juga untuk menindaklanjuti,” ujarnya.
Gusti berkomitmen bahwa seluruh aspirasi tersebut akan dibawa ke forum resmi DPRD Kota Banjarmasin. Bahkan, ia memastikan bakal mengawal langsung setiap usulan, agar bisa diakomodasi dalam rencana kerja instansi teknis, baik melalui APBD Perubahan maupun APBD Tahun Anggaran 2026.
“Pokok-pokok pikiran hasil reses ini akan kami sampaikan saat pembahasan APBD. Kami ingin semua yang disuarakan warga bisa masuk dalam prioritas program pemerintah,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif warga dalam proses pembangunan. Menurutnya, pembangunan yang berjalan optimal hanya dapat tercapai apabila ada kerja sama erat antara pemerintah dan masyarakat.
“Kami sangat berharap masyarakat tetap aktif menyuarakan kebutuhan lingkungan mereka. Jangan ragu menyampaikan keluhan, karena dari situ kita bisa membuat perencanaan yang tepat sasaran,” tambahnya.
Apresiasi terhadap kegiatan ini juga datang langsung dari warga. Salah satu warga yang hadir, Nursiah, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran langsung wakil rakyat ke tengah masyarakat. Menurutnya, momen seperti ini sangat penting untuk menyampaikan masalah yang selama ini belum mendapat perhatian.
“Kami sangat senang bisa langsung menyampaikan masalah kepada Ibu Dewan. Kami berharap keluhan ini tidak hanya dicatat, tapi juga direalisasikan dalam bentuk perbaikan nyata,” ujar Nursiah.
Ia menilai bahwa kegiatan reses menjadi sarana penting untuk menjembatani komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, terutama dalam menyampaikan kondisi riil di lapangan.
Kegiatan reses yang dilakukan Gusti Yasni berlangsung sederhana namun penuh makna. Tidak ada pembatasan topik yang dibahas, dan warga bebas menyampaikan keluhan maupun usulan. Semua aspirasi dikumpulkan sebagai bahan pokok pikiran (pokir) DPRD, yang nantinya dibahas dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Kehadiran wakil rakyat dalam kegiatan semacam ini menunjukkan bahwa fungsi representasi tidak hanya berlangsung di ruang rapat, melainkan juga harus hadir di tengah masyarakat. Gusti Yasni memahami betul peran tersebut, dan ia berjanji akan terus menjalin komunikasi yang erat dengan konstituennya.
“Pembangunan tidak bisa dilakukan sepihak. Semua elemen, termasuk masyarakat, harus bergerak bersama agar hasilnya benar-benar dirasakan,” pungkasnya.
Melalui komitmen tersebut, warga Banjarmasin Tengah menaruh harapan besar bahwa keluhan soal infrastruktur yang mereka sampaikan tidak akan berhenti di tataran catatan, tetapi benar-benar diwujudkan dalam bentuk pembangunan nyata. Infrastruktur yang baik adalah fondasi bagi kualitas hidup masyarakat dan itulah yang diharapkan warga dari wakil mereka di parlemen.