JAKARTA - Apa itu kebijakan moneter? Kebijakan moneter adalah langkah bank sentral untuk mengatur jumlah uang demi mencapai tujuan ekonomi.
Bank sentral menggunakan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas harga, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta menjaga kestabilan sistem keuangan.
Kebijakan ini mempengaruhi banyak aspek, termasuk inflasi dan suku bunga, yang pada gilirannya berpengaruh pada daya beli masyarakat dan investasi.
Dengan kebijakan moneter yang tepat, negara dapat mencapai kondisi ekonomi yang lebih stabil.
Lantas, apa itu kebijakan moneter? Pada hakikatnya, inilah dasar dari penerapan kebijakan tersebut dalam menjaga keseimbangan ekonomi negara.
Apa Itu Kebijakan Moneter?
Jadi, apa itu kebijakan moneter? Kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai mata uang suatu negara, seperti yang dijelaskan oleh bi.go.id dan katadata.co.id.
Stabilitas ini meliputi dua hal utama: pengendalian inflasi yang mempengaruhi harga barang dan jasa, serta kestabilan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing.
Di Indonesia, kebijakan moneter diatur oleh Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang telah diperbarui melalui UU No. 3 tahun 2004 dan UU No. 6 tahun 2009.
Meskipun kebijakan moneter dan fiskal sering disamakan, keduanya memiliki perbedaan signifikan.
Kebijakan fiskal fokus pada pengelolaan pendapatan dan pengeluaran negara, seperti dalam APBN.
Sementara itu, kebijakan moneter dikelola oleh bank sentral dengan menggunakan instrumen seperti suku bunga dan kebijakan diskonto untuk mendukung aktivitas ekonomi.
Pengertian Kebijakan Moneter Menurut Para Ahli
Terdapat berbagai pemahaman mengenai kebijakan moneter menurut para ahli, di antaranya:
-Muana Nanga menyatakan bahwa kebijakan moneter mencakup langkah-langkah yang diambil oleh otoritas moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga, dengan tujuan mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan mengurangi ketidakstabilan ekonomi.
-Boediono Moneter mengartikan kebijakan moneter sebagai tindakan pemerintah melalui Bank Sentral untuk memengaruhi kondisi makroekonomi. Tindakan ini mencakup upaya menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan penawaran barang agar inflasi terkendali, kesempatan kerja tercapai secara maksimal, dan distribusi barang berjalan lancar.
-M. Natsir menambahkan bahwa kebijakan moneter mencakup segala bentuk tindakan atau usaha yang dilakukan oleh bank sentral dengan tujuan memengaruhi perkembangan variabel moneter, seperti jumlah uang yang beredar, nilai tukar, suku bunga, dan suku bunga kredit, guna mencapai tujuan ekonomi tertentu.
-Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kebijakan moneter merupakan kebijakan yang diterapkan oleh otoritas moneter atau bank sentral yang melibatkan agregat moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan ekonomi. Pendekatan ini mempertimbangkan siklus ekonomi, karakteristik ekonomi negara, serta faktor-faktor ekonomi fundamental lainnya.
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
Pada dasarnya, terdapat dua jenis kebijakan moneter yang dapat diterapkan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif.
Berikut ini adalah penjelasan tentang kedua kebijakan tersebut.
1. Kebijakan Moneter Ekspansif
Kebijakan moneter ekspansif, atau kebijakan uang longgar (easy money policy), bertujuan untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
Pendekatan ini melibatkan penurunan suku bunga, pembelian sekuritas pemerintah oleh bank sentral, serta penurunan persyaratan cadangan bank.
Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan tingkat pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis serta belanja konsumen.
Kebijakan ini sering kali diterapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meskipun ada risiko inflasi yang lebih tinggi.
Dampak dari kebijakan ekspansif antara lain meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran, terutama saat perekonomian menghadapi resesi atau depresi ekonomi.
Bank sentral, misalnya Bank Indonesia, juga dapat mengatur nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing melalui kebijakan ini.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan moneter kontraktif, atau kebijakan uang ketat (tight money policy), diambil untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian, khususnya ketika inflasi meningkat.
Tujuan utamanya adalah menstabilkan inflasi dengan cara meningkatkan suku bunga, menjual obligasi pemerintah, dan meningkatkan persyaratan cadangan untuk bank.
Penerapan kebijakan ini di Indonesia, misalnya, dapat dilakukan melalui lelang sertifikat oleh Bank Indonesia atau pembelian surat berharga di pasar modal.
Ketika inflasi tinggi, Bank Indonesia dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi aktivitas ekonomi dan mengurangi aliran uang, dengan tujuan menstabilkan perekonomian.
Instrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan pendekatan ekonomi yang berfokus pada pengendalian peredaran uang dan perkembangan ekonomi.
Tingkat pengangguran dan inflasi sering digunakan sebagai indikator utama dalam mengukur kondisi makroekonomi.
Selain itu, terdapat berbagai instrumen kebijakan moneter lainnya yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi, di antaranya.
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
Kebijakan diskonto adalah instrumen yang diukur melalui suku bunga bank. Suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam transaksi antar bank mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
Untuk meningkatkan peredaran uang, Bank Indonesia dapat menurunkan suku bunga pinjaman, sedangkan untuk mengurangi peredaran uang, suku bunga dapat dinaikkan.
2. Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka dilakukan dengan penjualan atau pembelian surat berharga yang dimiliki oleh pemerintah untuk mengelola peredaran uang.
Jika Bank Indonesia ingin mengurangi peredaran uang, pemerintah akan menjual surat berharga, sedangkan untuk menambah peredaran uang, surat berharga akan dibeli.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Kebijakan ini berkaitan dengan persyaratan cadangan kas yang wajib dimiliki oleh bank. Dengan mengurangi cadangan kas, Bank Indonesia dapat meningkatkan peredaran uang melalui pinjaman.
Sebaliknya, dengan menaikkan cadangan kas, Bank Indonesia dapat mengurangi uang yang beredar di masyarakat.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia juga dapat mengendalikan peredaran uang melalui penetapan suku bunga acuan, yang menjadi dasar bagi bank-bank umum dalam menetapkan suku bunga mereka. Suku bunga acuan ini sangat penting dalam kebijakan moneter.
5. Imbauan Moral
Instrumen terakhir adalah imbauan moral, di mana Bank Indonesia memberikan arahan kepada bank-bank umum untuk menyesuaikan kebijakan suku bunga pinjaman, baik untuk menurunkan maupun meningkatkan suku bunga tersebut.
Tujuan Kebijakan Moneter
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter Bank Indonesia, tujuan utama dari kebijakan moneter adalah untuk menjaga stabilitas nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai faktor mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam kebijakan moneter. Berikut adalah beberapa tujuan kebijakan moneter yang utama.
1. Menjamin Stabilitas Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi negara harus berlangsung terkendali dan berkelanjutan, yang dapat dicapai dengan keseimbangan antara arus barang/jasa dan peredaran uang.
Kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi melalui pengaturan peredaran uang.
2. Mengendalikan Inflasi
Bank Indonesia menetapkan kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, sehingga dapat mengendalikan inflasi dan menjaga kestabilan harga barang dan jasa.
3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Dengan stabilitas peredaran uang, aktivitas produksi dapat meningkat. Hal ini akan menambah kebutuhan akan tenaga kerja sehingga kebijakan moneter juga bertujuan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan.
4. Melindungi Stabilitas Harga Barang di Pasar
Kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga stabilitas harga, yang penting agar daya beli masyarakat tetap konsisten dari waktu ke waktu.
Keseimbangan peredaran uang, permintaan barang, dan produksi dapat mengatur stabilitas harga.
5. Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional
Kebijakan moneter juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan neraca pembayaran internasional, yang mempengaruhi perdagangan barang antarnegara.
Hal ini dapat dilakukan dengan tindakan seperti devaluasi mata uang.
6. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan utama kebijakan moneter adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai sektor.
Termasuk di dalamnya adalah pengendalian inflasi, penciptaan lapangan pekerjaan, serta peningkatan produksi dan permintaan barang.
Contoh-contoh Kebijakan Moneter di Indonesia
Kebijakan moneter di Indonesia memiliki dampak penting terhadap berbagai regulasi. Berikut ini beberapa contoh kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas perekonomian di Indonesia.
1. Menaikkan atau Menurunkan Tingkat Suku Bunga
Menyesuaikan suku bunga adalah salah satu kebijakan yang diterapkan oleh bank sentral. Sebagai contoh, pada 19—20 Oktober 2022, Bank Indonesia menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75%.
Tujuannya adalah untuk meredakan ekspektasi inflasi yang terlalu tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke kisaran target 3,0±1% pada paruh pertama 2023.
2. Melonggarkan Rasio LTV (Loan to Value)
Bank Indonesia juga melonggarkan rasio Loan to Value (LTV) untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti.
Pada 2022, BI memperpanjang pelonggaran LTV untuk kredit properti hingga maksimum 100%, selama bank memenuhi kriteria non-performing loan (NPL) tertentu.
3. Melonggarkan Ketentuan Uang Muka Kredit Kendaraan Bermotor
Kebijakan moneter lainnya adalah pelonggaran ketentuan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor. Langkah ini diambil dengan tujuan mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif.
4. Pembelian dan Penjualan Surat Berharga Negara (SBN)
Bank Indonesia juga melakukan pembelian SBN di pasar sekunder untuk mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan penanganan dampak pandemi.
Penjualan SBN dilakukan untuk mengurangi likuiditas dan menekan inflasi. Hingga 19 Oktober 2022, BI telah membeli SBN sebesar Rp138,08 triliun di pasar perdana.
5. Menaikkan atau Menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM)
Penyesuaian tingkat GWM adalah langkah kebijakan lain yang diambil oleh BI.
GWM adalah dana minimum yang harus disimpan oleh bank di Bank Indonesia dan digunakan sebagai instrumen makroprudensial untuk mengontrol peredaran uang di masyarakat dan mempengaruhi inflasi.
Perbedaan Kebijakan Moneter dan Fiskal
Adapun perbedaan utama antara kebijakan moneter dan fiskal terletak pada pelaku yang mengimplementasikan kebijakan dan dampaknya terhadap ekonomi.
Kebijakan moneter dijalankan oleh bank sentral, sedangkan kebijakan fiskal diterapkan oleh pemerintah.
Kebijakan moneter lebih fokus pada pengaturan jumlah uang yang beredar dan suku bunga, sementara kebijakan fiskal berfokus pada pengelolaan anggaran negara dan sistem perpajakan.
Sudah tahu kan apa itu kebijakan moneter? Pada dasarnya, kebijakan ini berperan yang sangat vital dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mengatur peredaran uang demi mencapai tujuan ekonomi yang lebih luas.