JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pemberdayaan pelaku usaha ultra mikro dengan cara yang unik dan inspiratif.
Melalui partisipasinya sebagai sponsor utama ajang Pro Futsal League (PFL) 2025 di GOR Manahan, Solo, Jawa Tengah, PNM menghadirkan bazaar UMKM yang menjadi ruang tumbuh sekaligus ajang silaturahmi bagi para nasabah binaannya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 4–5 Oktober 2025, ini menjadi bukti nyata bahwa dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa dikemas secara kreatif dan inklusif.
Sebanyak empat nasabah PNM Mekaar diberi kesempatan untuk memamerkan dan memasarkan produk unggulan mereka kepada ribuan penonton futsal dari berbagai daerah di Indonesia.
Langkah ini bukan sekadar menghadirkan ruang promosi, tetapi juga bentuk nyata sinergi antara semangat wirausaha, sportivitas anak muda, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil — tiga pilar penting yang menjadi ruh keberadaan PNM.
Futsal dan UMKM, Dua Dunia yang Disatukan Semangat Tumbuh Bersama
Kehadiran PNM di ajang olahraga nasional ini bukan tanpa alasan. Sebagai perusahaan pembiayaan milik negara yang fokus pada pemberdayaan perempuan prasejahtera, PNM ingin membuktikan bahwa ekonomi kerakyatan dapat beriringan dengan semangat generasi muda yang dinamis.
Mayoritas karyawan PNM — terutama Account Officer (AO) — adalah anak muda berusia antara 18–25 tahun. Energi, semangat, dan sportivitas yang identik dengan dunia futsal mencerminkan karakter insan PNM yang berdedikasi mendampingi jutaan keluarga prasejahtera untuk tumbuh bersama.
Melalui ajang ini, PNM tak hanya berfokus pada aspek bisnis, tetapi juga ingin menumbuhkan nilai kepedulian, kebersamaan, dan inspirasi lintas generasi.
“PNM terus berkomitmen untuk meningkatkan usaha pra-nasabah kami ke pasar yang lebih luas serta memberikan pengalaman baru melalui bazaar ini. Dukungan kami terhadap generasi muda sejalan dengan nilai perusahaan, yakni tumbuh, peduli, dan menginspirasi,” ujar Pimpinan Cabang PNM Solo, Setiyo Prihartaeni.
Kisah Inspiratif: Sutipah, Nasabah Mekaar yang Naik Kelas
Salah satu sosok yang menjadi sorotan dalam bazaar UMKM PFL 2025 adalah Ibu Sutipah, nasabah PNM Mekaar sejak tahun 2016.
Berawal dari modal Rp2 juta, Sutipah menjalankan usaha kecil di bidang penjualan es teh dan toko kelontong. Melalui Pendampingan Usaha (PKU) dan Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) yang rutin diadakan PNM, usahanya berkembang pesat dan menjadi sumber penghidupan utama keluarga.
Kesempatan mengikuti bazaar di ajang bergengsi ini menjadi pengalaman berharga baginya.
“Terima kasih PNM udah ajak saya bazaar UMKM di GOR Manahan Solo. Alhamdulillah, saya bukan cuma nambah penghasilan harian, tapi juga bisa ketemu teman-teman lama dari studi banding dulu. Semoga berkah terus PNM,” ujar Sutipah penuh syukur.
Kisah Sutipah mencerminkan keberhasilan program Mekaar PNM yang tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga pendampingan berkelanjutan dan wadah kolaborasi antar pelaku usaha kecil.
Ruang Silaturahmi dan Ekspansi Pasar Bagi Pengusaha Ultra Mikro
Bagi para peserta bazaar, kegiatan ini tidak hanya menghadirkan peluang peningkatan pendapatan, tetapi juga memperluas jejaring usaha.
Para pengusaha ultra mikro yang sebelumnya tergabung dalam program reward nasabah terbaik PNM saat studi banding ke Yogyakarta pada tahun 2024, kini kembali bertemu dan saling berbagi pengalaman dalam suasana yang penuh kekeluargaan.
Selain membuka akses pasar baru, kegiatan seperti ini juga memperkuat rasa percaya diri dan eksposur brand lokal di hadapan masyarakat luas.
Melalui dukungan PNM, pelaku UMKM binaan tidak lagi terisolasi dalam pasar tradisional, melainkan mulai merambah arena nasional yang dihadiri oleh ribuan pengunjung dari berbagai daerah.
Langkah ini sejalan dengan visi besar PNM untuk mencetak pelaku usaha mikro yang tangguh, mandiri, dan siap bersaing dalam ekosistem ekonomi modern.
Semangat Muda PNM untuk Ekonomi Kerakyatan
PNM menyadari bahwa membangun ekonomi inklusif tidak bisa dilakukan tanpa peran generasi muda.
Mayoritas insan PNM berasal dari generasi yang penuh energi dan idealisme, yang membawa semangat baru dalam mengelola program pemberdayaan masyarakat.
Menurut Setiyo Prihartaeni, semangat anak muda di internal PNM menjadi kunci dalam menghidupkan nilai-nilai sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
“Dukungan terhadap futsal adalah bentuk nyata dari semangat muda yang ada di tubuh PNM. Energi mereka sama seperti para pelaku UMKM binaan kami — pantang menyerah, mau belajar, dan ingin tumbuh bersama,” jelasnya.
Dengan pendekatan ini, PNM berhasil membangun model pemberdayaan yang humanis dan inspiratif, di mana kolaborasi lintas generasi menjadi motor penggerak utama dalam menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan.
Membangun Ekosistem UMKM yang Berdaya dan Terhubung
Melalui berbagai programnya, PNM tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga memfasilitasi pelatihan, mentoring, dan promosi produk melalui kegiatan seperti bazaar dan pameran. Pendekatan ini memperkuat ekosistem UMKM dari hulu ke hilir — mulai dari pembiayaan, pendampingan, hingga pemasaran.
PNM berharap inisiatif semacam ini dapat memicu kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan dunia olahraga, komunitas muda, dan pemerintah daerah.
Dengan memperluas jejaring kemitraan, PNM ingin memastikan bahwa setiap pelaku usaha mikro memiliki ruang tumbuh yang adil dan inklusif di tengah persaingan ekonomi yang semakin dinamis.
Menumbuhkan Harapan, Menyatukan Langkah
PNM optimistis bahwa semangat kewirausahaan perempuan tangguh dan energi generasi muda akan menjadi kombinasi kuat untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Kolaborasi antara dua kekuatan ini — pelaku UMKM binaan dan insan muda PNM — diyakini mampu melahirkan dampak ekonomi yang nyata, mulai dari tingkat keluarga hingga ke masyarakat luas.
“Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, kami percaya setiap langkah kecil dalam pemberdayaan akan membawa perubahan besar bagi ekonomi kerakyatan,” tutup Setiyo Prihartaeni.
Kegiatan bazaar UMKM di ajang Pro Futsal League 2025 ini bukan hanya tentang jual beli produk lokal, tetapi juga tentang merajut silaturahmi, memperluas peluang, dan menumbuhkan harapan baru bagi pelaku usaha kecil di Indonesia.
PNM sekali lagi membuktikan bahwa pemberdayaan ekonomi rakyat bisa berjalan seiring dengan semangat muda yang kreatif dan progresif, menjadikan ekonomi kerakyatan bukan sekadar slogan, tetapi gerakan nyata menuju Indonesia yang tumbuh dan berdaya bersama.