Erick Thohir Pastikan Pertamina Mendukung Merger Pelita Air Garuda

Senin, 15 September 2025 | 16:11:39 WIB
Erick Thohir Pastikan Pertamina Mendukung Merger Pelita Air Garuda

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, angkat suara terkait rencana penggabungan Pelita Air dengan maskapai Garuda Indonesia. Erick menegaskan, prinsip Kementerian BUMN adalah mendukung setiap langkah yang diambil Danantara dalam proses penggabungan tersebut.

“Kita prinsipnya mendukung apa yang akan dilakukan Danantara,” ujar Erick Thohir saat ditemui usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI. Menurutnya, Kementerian BUMN hanya akan memberikan persetujuan pada tahap akhir, setelah seluruh kajian selesai dilakukan oleh Danantara.

“Kami dari Kementerian BUMN ikuti nanti policy yang akan dilakukan Danantara. Kalau kami kan cuma approval ujungnya saja. Jadi proses kajian itu ada di Danantara,” tambah Erick. Pernyataan ini menegaskan posisi BUMN yang mendukung tetapi tidak mencampuri proses teknis penggabungan.

Strategi Spin Off Pertamina dan Fokus Bisnis Inti

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa sejumlah unit usaha non-core akan dipisahkan atau spin off dari perusahaan. Langkah ini diambil agar Pertamina dapat lebih fokus pada bisnis inti, yakni sektor minyak dan gas serta energi terbarukan.

Salah satu rencana besar yang tengah dijajaki adalah penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. Simon menyebut, usaha ini nantinya akan berada di bawah koordinasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

“Dengan demikian, beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis. Sebagai contoh untuk airline kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia,” kata Simon dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI.

Tidak hanya sektor penerbangan, penggabungan atau penataan usaha juga mencakup sektor asuransi, pelayanan kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa, yang akan mengikuti roadmap Danantara. Strategi ini diharapkan meningkatkan efisiensi dan sinergi antar unit usaha BUMN.

Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina

Simon juga menegaskan, Pertamina memegang mandat penting sebagai perusahaan energi nasional yang menekankan ketahanan, ketersediaan, dan keberlanjutan energi. Untuk memperkuat mandat tersebut, Pertamina membentuk Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis.

Direktorat ini memiliki peran strategis melalui tiga pilar utama: pertama, menjadikan Pertamina lebih adaptif agar mampu merespons dinamika global dan nasional dengan cepat. Kedua, mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam strategi bisnis, sejalan dengan agenda transisi energi dan target net zero emission 2060 atau lebih cepat. Ketiga, memperkuat sinergi dengan pemerintah melalui advokasi kebijakan strategis yang berdampak bagi perusahaan dan negara.

Melalui tiga pilar ini, Pertamina ingin memastikan seluruh operasional bisnis tidak hanya efisien, tetapi juga mendukung keberlanjutan dan tujuan nasional dalam sektor energi.

Integrasi Operasional Hilir

Untuk mendukung strategi ini, Pertamina juga melakukan integrasi operasional hilir. Langkah ini mencakup penggabungan kegiatan antara PT Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional, dan Pertamina International Shipping. Integrasi ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025.

“Kita akan melakukan integrasi hilir yaitu penggabungan operasional antara PT Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional dan juga Pertamina International Shipping yang kita targetkan akan selesai pada akhir tahun 2025,” jelas Simon.

Langkah ini dipandang penting untuk memperkuat efisiensi dan menjaga kesinambungan bisnis Pertamina dalam menghadapi tantangan global dan domestik.

Merger Pelita Air dan Garuda: Harapan Sinergi

Penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia diharapkan dapat memperkuat sektor penerbangan nasional, menghadirkan sinergi yang lebih baik, dan memperluas jaringan layanan maskapai. Dengan berada di bawah koordinasi Danantara, penggabungan ini bertujuan menciptakan efisiensi biaya dan memaksimalkan potensi bisnis penerbangan BUMN.

Langkah ini juga sejalan dengan fokus Pertamina untuk menata unit usaha non-core dan memastikan setiap bisnis BUMN bergerak pada jalur yang optimal. Strategi tersebut mencerminkan pendekatan yang sistematis dan terencana, serta tetap mempertimbangkan peran negara sebagai pemegang saham.

Penggabungan Pelita Air dan Garuda Indonesia bukan sekadar langkah konsolidasi bisnis, tetapi bagian dari strategi besar BUMN untuk memperkuat sinergi, efisiensi, dan keberlanjutan usaha. Dukungan Erick Thohir dan koordinasi dengan Danantara menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan proses berjalan transparan, profesional, dan memberikan manfaat maksimal bagi sektor penerbangan nasional.

Langkah-langkah integrasi operasional, spin off unit non-core, serta pembentukan Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis menjadi bukti bahwa Pertamina dan BUMN secara umum sedang bergerak menuju model usaha yang lebih adaptif, efisien, dan berorientasi pada masa depan.

Terkini