JAKARTA - Berwisata tidak selalu identik dengan aktivitas siang hari. Di Taman Safari Bali, pengalaman berbeda justru hadir saat malam menjelang. Melalui program Night Safari, para pengunjung diajak untuk merasakan sensasi bertemu satwa liar dalam suasana gelap yang penuh kejutan. Dengan pencahayaan redup dan suasana alam yang terasa lebih hening, wisata malam ini memberi pengalaman yang tidak bisa ditemukan pada safari siang hari.
Sejak pintu dibuka pada pukul 18.00, pengunjung mulai bersiap mengikuti petualangan. Mereka diarahkan menaiki kendaraan khusus berupa truk kecil yang sudah dimodifikasi dengan kerangkeng besi di sekelilingnya. Kehadiran kerangkeng itu bukan tanpa alasan, melainkan demi keselamatan saat kendaraan bergerak menyusuri jalur yang sudah dipersiapkan. Dalam satu kali perjalanan, truk tersebut hanya menampung sekitar 12 penumpang agar semua bisa leluasa melihat satwa.
Suasana Malam yang Membangun Ketegangan
Di balik pagar besi kendaraan, cahaya lampu yang remang membuat suasana terasa lebih menegangkan. Saat kendaraan mulai bergerak, pengunjung disambut suara pemandu lewat pengeras suara. Mereka diingatkan agar tidak mengulurkan tangan, tidak menyentuh satwa, serta tidak menyalakan lampu kilat kamera demi keamanan bersama. Peringatan sederhana ini membuat sensasi safari malam semakin terasa serius.
Berbeda dengan safari siang, Night Safari menghadirkan kesan misterius. Satwa yang ditemui seakan menampakkan sisi lain dari perilaku mereka. Apalagi, beberapa hewan dikenal lebih aktif di malam hari sehingga momen perjumpaan terasa lebih hidup.
Berkenalan dengan Si Raja Hutan
Perjalanan safari dimulai dengan perjumpaan singa. Dua singa betina, Anggun berusia sembilan tahun dan Calista yang sudah berusia 15 tahun, menjadi pusat perhatian. Dari kejauhan, seekor singa jantan tampak beristirahat. Pemandu menjelaskan, singa biasanya bisa tidur hingga 20 jam sehari terutama setelah kenyang. Karena itu, keberuntungan tersendiri ketika para pengunjung dapat melihat mereka dalam keadaan terjaga.
Atraksi Satwa Herbivora
Setelah melewati zona singa, rombongan memasuki kawasan zebra. Di sini, pengunjung mendapat kesempatan memberi makan wortel yang sudah dibagikan petugas. Zebra-zebra pun bersemangat mendekat ke arah kendaraan. Keakraban serupa juga dirasakan saat memasuki area sapi merah Afrika. Dengan tanduk panjang khas, sapi jenis ini memiliki keunikan karena tanduknya terhubung ke pembuluh darah, berfungsi menjaga stabilitas suhu tubuh.
Tak hanya itu, unta juga turut hadir menyambut penumpang. Hewan ini langsung melahap sayuran yang diulurkan dari balik jeruji besi kendaraan. Interaksi sederhana membuat pengalaman terasa lebih dekat dengan satwa.
Kejutan dari Harimau Bengal
Sensasi berbeda muncul ketika rombongan tiba di zona harimau benggala. Seekor harimau bernama Rafli yang telah berusia 17 tahun tiba-tiba melompat ke atas kendaraan. Menurut pemandu, tingkah Rafli ini sudah menjadi kebiasaannya untuk menyambut para pengunjung. Selain itu, pengunjung bisa menyaksikan harimau diberi makan daging ayam mentah oleh petugas, menambah ketegangan sekaligus kekaguman.
Jerapah hingga Gajah Sumatera
Di zona berikutnya, dua ekor jerapah menanti. Salah satunya diberi nama Corona karena lahir bertepatan dengan masa pandemi lima tahun lalu. Meski sudah tumbuh besar, ukurannya masih tampak tak jauh berbeda dengan induknya. Kehadiran jerapah selalu menjadi favorit karena leher panjangnya yang anggun.
Perjalanan kemudian ditutup dengan pertemuan gajah sumatera. Satwa ini memang lebih kecil dibandingkan gajah dari wilayah lain. Hanya gajah jantan yang memiliki gading panjang, sementara gajah betina cenderung memiliki gading lebih pendek. Meski begitu, kehadirannya tetap memberi kesan megah di akhir safari.
Durasi Singkat, Sensasi Tak Terlupakan
Petualangan Night Safari berlangsung sekitar 20 menit. Jumlah satwa yang ditampilkan memang lebih sedikit dibanding safari siang—hanya tujuh jenis satwa. Namun, atmosfer malam hari justru menjadi daya tarik tersendiri. Bertemu singa, zebra, unta, hingga gajah dalam suasana gelap menimbulkan pengalaman baru yang tidak biasa.
Pemandu safari menekankan, pengalaman ini bukan hanya soal hiburan, melainkan juga bentuk edukasi tentang perilaku satwa. Dengan cara ini, pengunjung diharapkan bisa lebih memahami pentingnya menjaga keberlangsungan kehidupan satwa liar.
Cara Mengikuti Night Safari
Untuk bisa menikmati pengalaman ini, pengunjung perlu membeli tiket yang dibanderol Rp 500.000 untuk anak-anak dan Rp 600.000 untuk dewasa. Tiket dapat diperoleh dengan mudah melalui pemesanan daring di situs resmi Taman Safari Bali.
Harga tiket sudah termasuk berbagai fasilitas, mulai dari perjalanan menggunakan kendaraan khusus, pertunjukan The African Rhythm of Fire Dance setelah safari, minuman penyambut, hingga makan malam di Tsavo Lion Restaurant yang ikonik. Dengan paket lengkap ini, pengunjung tidak hanya mendapatkan pengalaman safari, tetapi juga hiburan budaya dan kuliner.
Wisata Alternatif di Pulau Dewata
Night Safari di Taman Safari Bali memberi pilihan wisata yang berbeda bagi para wisatawan. Bali selama ini dikenal dengan pantai dan budaya yang memikat, tetapi safari malam menawarkan sisi lain dari hiburan di Pulau Dewata. Keunikan melihat satwa di malam hari menjadi alasan mengapa wisata ini layak masuk dalam daftar kunjungan.
Dengan kemasan edukatif, aman, dan menyenangkan, program ini tidak hanya cocok untuk keluarga, tetapi juga bagi wisatawan yang ingin mencari pengalaman baru. Meski durasi perjalanan relatif singkat, setiap momen penuh kejutan dan kesan mendalam.