JAKARTA - PSSI kembali menegaskan komitmennya dalam membangun fondasi sepak bola nasional jangka panjang. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memperkenalkan Alexander Zwiers sebagai Direktur Teknik (Dirtek) baru. Keputusan ini bukan sekadar soal pengisian posisi, melainkan bagian dari strategi besar untuk menyusun peta jalan sepak bola Indonesia hingga 2045.
Erick menjelaskan bahwa pemilihan Zwiers dilandasi oleh tiga faktor utama: rekam jejak, komitmen, dan filosofi kepelatihan. “Kalau lihat pengalaman Alex, sudah tidak bisa diperdebatkan lagi. Ia punya pengalaman bukan hanya di Eropa, tetapi juga di Asia, yang sangat penting bagi sepak bola Indonesia,” ujar Erick.
Bagi Erick, PSSI perlu menghadapi realitas posisi Indonesia yang masih berada di peringkat 118 dunia. Bahkan di Asia, tim nasional baru masuk jajaran 20 besar. Jika ingin menembus level 15 besar atau bahkan 10 besar, Indonesia perlu memetakan peta persaingan di kawasan. “Bagaimana kita bisa berkompetisi dengan tepat,” tambahnya.
Komitmen Jangka Panjang
Zwiers, pelatih asal Belanda, akan menetap di Indonesia selama empat tahun kontraknya. Ia diberi mandat bukan hanya mengurusi tim nasional, tetapi juga membangun ekosistem sepak bola yang berjenjang dan berkesinambungan. Erick menyebutkan, kini struktur kepelatihan PSSI sudah lengkap mulai dari technical director, technical advisor, pelatih senior, U-23, hingga U-17. Ke depan, bahkan ada wacana membentuk pelatih khusus untuk U-15 sesuai dorongan FIFA.
Dalam 100 hari pertamanya, Zwiers akan fokus memahami lanskap sepak bola Indonesia. Ia akan mendengar masukan dari berbagai pihak sebelum merevisi cetak biru strategi PSSI hingga 2045. “Di dalam blueprint itu ada target 2 tahun, 3 tahun, hingga jangka panjang. Alex akan mempelajarinya bersama BTN dan sekjen PSSI,” jelas Erick.
Cetak biru ini menjadi pegangan utama PSSI untuk memastikan arah pembangunan sepak bola nasional tidak hanya berhenti pada prestasi jangka pendek, melainkan membentuk pondasi yang kokoh dari level akar rumput.
Dukungan untuk Timnas Senior
Meski agenda jangka panjang menanti, Zwiers juga langsung dihadapkan pada tugas penting dalam waktu dekat. Ia akan mendampingi tim nasional senior yang bersiap menjalani kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Oktober mendatang. “Tugas pertama direktur teknik adalah mendukung timnas senior. Dengan pengalamannya di Timur Tengah, semoga ada masukan berharga untuk tim,” ungkap Erick.
Pengalaman Zwiers di berbagai negara diyakini memberi nilai tambah. Ia pernah berkarya sebagai pelatih maupun direktur teknik di Belanda, Irlandia Utara, Qatar, Arab Saudi, Meksiko, Kazakhstan, China, Uni Emirat Arab, hingga Yordania. Rekam jejak ini memperlihatkan kapasitasnya dalam menghadapi beragam kultur sepak bola dunia.
Filosofi Baru untuk Sepak Bola Indonesia
Erick menegaskan bahwa kehadiran Zwiers bukan hanya untuk mengisi posisi, melainkan untuk membawa perubahan dalam filosofi kepelatihan Indonesia. Ia diharapkan mampu menyatukan visi antara pengembangan pemain muda, pembinaan pelatih lokal, hingga strategi tim nasional di berbagai level usia.
PSSI juga ingin memastikan adanya jenjang karier kepelatihan yang terstruktur. Filosofi ini penting untuk menciptakan kesinambungan dalam gaya bermain tim nasional dari level junior hingga senior. Dengan begitu, setiap pemain yang naik tingkat tidak akan menghadapi perbedaan sistem permainan yang drastis.
Optimisme Erick Thohir
Dengan menegaskan peta jalan jangka panjang, Erick ingin publik percaya bahwa sepak bola Indonesia sedang menuju arah baru. “Alex akan menetap di Indonesia, bekerja sama dengan semua pihak, dan membantu kita menyusun strategi besar hingga 2045,” ujar Erick.
Ia optimistis, kerja sama ini bisa melahirkan kultur sepak bola yang lebih profesional. Bukan hanya soal hasil di lapangan, tetapi juga pembangunan fondasi yang mendukung regenerasi pemain dan peningkatan kualitas pelatih.
Penunjukan Alexander Zwiers menjadi simbol keseriusan PSSI dalam mengubah wajah sepak bola Indonesia. Dengan pengalaman globalnya, ditambah dukungan penuh dari Erick Thohir, langkah ini diharapkan bukan hanya membawa hasil instan, melainkan mencetak jejak panjang menuju sepak bola Indonesia yang lebih berdaya saing di kancah Asia bahkan dunia.