BMKG Soroti Potensi Karhutla di Kubu Raya

Rabu, 02 Juli 2025 | 12:18:27 WIB
BMKG Soroti Potensi Karhutla di Kubu Raya

JAKARTA - Peringatan dini kembali dikeluarkan BMKG Kalimantan Barat menyusul terdeteksinya sebaran titik panas di sejumlah wilayah. Pemantauan terbaru menunjukkan bahwa Kabupaten Kubu Raya menjadi daerah dengan tingkat kerawanan tertinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat, sebanyak 20 titik panas (hotspot) ditemukan tersebar di 10 kabupaten/kota di wilayah Kalbar. Deteksi ini dilakukan pada 1 Juli 2025, dalam rentang waktu antara pukul 00.00 hingga 23.00 WIB.

Dari hasil pantauan tersebut, Kabupaten Kubu Raya mencatat jumlah titik panas terbanyak, yakni 13 hotspot. Titik-titik tersebut tersebar di dua kecamatan, yakni Rasau Jaya dan Sungai Kakap. BMKG menyebut tingkat kepercayaan (confidence level) untuk hotspot di Kubu Raya berada pada level 7 dan 8 dari skala 1–9, yang menunjukkan tingkat validitas yang tinggi.

Sebaran Hotspot di Kalbar

Selain Kubu Raya, titik panas juga ditemukan di wilayah lain, meskipun jumlahnya relatif lebih sedikit. Rinciannya adalah sebagai berikut:

-Landak: 2 titik (berada di wilayah Pahuman dan Sompok)

-Bengkayang: 1 titik (Samalantan)

-Kayong Utara: 1 titik (Simpang Hilir)

Ketapang: 1 titik (Kendawangan)

-Mempawah: 1 titik (Sadaniang)

-Sambas: 1 titik (Selakau Timur)

-Kota Pontianak: 1 titik (Pontianak Selatan)

Meski tersebar di berbagai kabupaten/kota, dominasi jumlah titik panas di Kubu Raya patut menjadi perhatian khusus. BMKG menyatakan bahwa keberadaan hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi tersebut bisa menjadi indikator awal akan terjadinya karhutla jika tidak segera diantisipasi.

Pemantauan Berbasis Satelit

BMKG menjelaskan bahwa pemantauan titik panas dilakukan menggunakan teknologi satelit, yakni SNPP dan AQUA, dengan waktu deteksi antara pukul 12.59 hingga 14.14 WIB. Masing-masing titik panas memiliki radius kemungkinan sekitar 321 meter. Seluruhnya terdeteksi melalui sistem piksel berbasis citra satelit, yang selama ini digunakan BMKG untuk mendeteksi gejala-gejala awal kebakaran lahan dan hutan.

Mayoritas hotspot yang ditemukan pada periode ini memiliki tingkat kepercayaan 7, dengan tiga titik mencatat tingkat kepercayaan 8—dua di antaranya berada di Kubu Raya dan satu lagi di Kayong Utara.

Teknologi satelit ini sangat penting karena memungkinkan deteksi dini terhadap potensi karhutla meskipun belum terdapat aktivitas pembakaran yang besar. BMKG menegaskan bahwa informasi ini dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan untuk mengambil langkah mitigasi secepatnya.

Imbauan dari BMKG

Menanggapi kondisi ini, BMKG mengimbau seluruh masyarakat dan pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan. Praktik pembakaran terbuka, baik untuk membuka lahan pertanian maupun untuk keperluan lainnya, sangat tidak disarankan karena dapat berdampak buruk pada lingkungan, kualitas udara, serta kesehatan masyarakat.

BMKG juga mengingatkan agar masyarakat aktif melaporkan apabila menemukan aktivitas pembakaran liar di daerah rawan. “Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah meluasnya dampak karhutla,” ujar perwakilan BMKG Kalbar dalam keterangan resminya.

Dalam konteks ini, kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta masyarakat sipil sangat diperlukan untuk menekan potensi munculnya karhutla, terutama di wilayah-wilayah yang telah menunjukkan gejala dini melalui keberadaan hotspot.

Akses Pemantauan Online

BMKG Kalimantan Barat juga menyediakan akses pemantauan hotspot secara daring melalui situs resminya di: https://kalbar.bmkg.go.id. Masyarakat, media, maupun instansi pemerintah dapat memantau perkembangan titik panas secara berkala.

Fasilitas ini memberikan kemudahan bagi berbagai pihak untuk mendapatkan informasi terbaru yang akurat dan berbasis data satelit. Dengan demikian, upaya pencegahan maupun penanggulangan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.

Ancaman Serius di Musim Kemarau

Kemunculan titik panas secara masif di Kalimantan Barat ini mengindikasikan risiko serius saat memasuki musim kemarau. Wilayah seperti Kubu Raya yang mencatat jumlah hotspot terbanyak perlu mendapat prioritas dalam upaya mitigasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kalbar memang kerap mengalami karhutla dengan dampak signifikan terhadap kualitas udara, aktivitas masyarakat, dan transportasi. Oleh karena itu, temuan 20 hotspot oleh BMKG kali ini harus dijadikan sinyal peringatan awal agar tidak terjadi krisis serupa.

Pemerintah daerah diimbau segera menyiapkan langkah-langkah darurat termasuk pengawasan ketat terhadap aktivitas pembakaran, peningkatan patroli lapangan, serta sosialisasi kepada petani dan peladang.

Deteksi dini yang dilakukan BMKG Kalbar terhadap 20 titik panas di awal Juli ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak. Khususnya Kabupaten Kubu Raya yang mencatat jumlah hotspot terbanyak, perlu menggalang koordinasi intensif untuk menekan potensi kebakaran hutan dan lahan.

Dengan sinergi yang kuat dan respons cepat, dampak buruk karhutla masih bisa dicegah. Data dari BMKG harus dijadikan dasar utama dalam menyusun kebijakan dan aksi nyata di lapangan.

Jika Anda ingin artikel ini dipecah ke dalam dua versi berbeda, saya juga bisa bantu menyiapkannya.

Halaman :

Terkini

Lenovo 300E Chromebook Generasi Dua Laptop Murah Fleksibel

Jumat, 12 September 2025 | 17:15:53 WIB

6 Shio Mendapat Kesempatan Membuka Hati dan Menerima Kasih

Jumat, 12 September 2025 | 17:15:51 WIB

Haechan NCT Bersinar Debut Solo Lewat Album TASTE

Jumat, 12 September 2025 | 17:15:50 WIB