Pembangunan Flyover Tercantik di Sumatera Barat Dimulai, Megaproyek Rp5,8 Triliun Ditarget Rampung 2027

Kamis, 12 Juni 2025 | 10:49:03 WIB
Pembangunan Flyover Tercantik di Sumatera Barat Dimulai, Megaproyek Rp5,8 Triliun Ditarget Rampung 2027

JAKARTA — Pembangunan megaproyek flyover di kawasan Sitinjau Lauik, Sumatera Barat, resmi dimulai sejak Mei 2025. Proyek strategis ini tak hanya menjadi solusi atas permasalahan lalu lintas ekstrem di kawasan tersebut, tapi juga digadang-gadang bakal menjadi jalan layang tercantik di Pulau Sumatera. Proyek senilai total Rp5,8 triliun ini ditargetkan rampung secara keseluruhan pada tahun 2027.

Flyover ini dibangun di jalur penghubung vital antara Kota Padang dan Kota Solok, atau yang lebih dikenal masyarakat dengan nama Jalur Sitinjau Lauik. Jalur ini sudah lama dikenal sebagai salah satu lintasan paling ekstrem di Indonesia karena medan yang menantang, seperti tanjakan dan turunan curam, tikungan tajam, serta kemiringan jalan yang bisa mencapai 45 derajat.

Medan Ekstrem Penuh Tantangan

Jalur Sitinjau Lauik menjadi mimpi buruk bagi banyak pengemudi, khususnya bagi sopir truk dan bus antarkota yang harus ekstra hati-hati saat melintasi kawasan tersebut. Tak jarang, kendaraan besar tergelincir, terguling, atau rem blong ketika melewati turunan panjang dan curam, sehingga menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

“Karakteristik jalur ini sangat membahayakan, terutama saat kabut turun dan mengganggu jarak pandang. Banyak kecelakaan terjadi akibat kendaraan kehilangan kendali di tikungan ekstrem,” ujar salah satu pengemudi truk lintas Sumatera yang kerap melintasi jalur ini.

Jalur yang dikenal juga dengan nama “Jalur Jinjolo Wik” ini bahkan disebut-sebut sebagai “jalur neraka” oleh kalangan sopir, karena kerap memakan korban jiwa. Namun di balik medan ekstrem tersebut, Sitinjau Lauik juga menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa indah, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelintas.

Megaproyek Flyover Sitinjau Lauik Mulai Dibangun

Setelah bertahun-tahun menjadi perbincangan dan kajian pemerintah, megaproyek flyover Sitinjau Lauik akhirnya resmi dimulai pada Mei 2025. Pembangunan jalan layang ini dibagi ke dalam dua tahap besar. Tahap pertama diberi nama “Panorama 1”, mencakup jalan layang sepanjang 2,781 kilometer, dengan nilai investasi sekitar Rp2,8 triliun.

Tahap pertama ini ditargetkan selesai pada tahun 2027. Proyek ini bukan hanya dibangun untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, tapi juga untuk memperlancar konektivitas antara dua kota utama di Sumatera Barat, serta membuka potensi ekonomi baru di kawasan sekitar.

“Proyek flyover Sitinjau Lauik adalah jawaban atas tantangan geografis yang selama ini membahayakan pengendara. Selain meningkatkan keselamatan, proyek ini juga akan membuka jalur ekonomi baru dan meningkatkan efisiensi logistik antara Padang dan Solok,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.

Target Pembangunan dan Spesifikasi Teknis

Megaproyek ini ditangani langsung oleh Kementerian PUPR dan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor infrastruktur jalan. Setelah tahap pertama “Panorama 1” rampung pada 2027, pembangunan akan dilanjutkan ke tahap kedua, yang akan menyempurnakan jalur penghubung ini menjadi koridor transportasi utama dengan standar keselamatan tinggi.

Dengan total panjang jalan layang yang direncanakan lebih dari 5 kilometer, megaproyek ini akan dilengkapi dengan teknologi pengamanan modern, termasuk sistem drainase antikabut, rambu elektronik, serta pengaman anti longsor dan anti gempa, mengingat kawasan Sitinjau Lauik termasuk wilayah rawan bencana geologi.

Ikon Infrastruktur dan Pariwisata Baru Sumatera Barat

Selain fungsi utamanya sebagai pengurai kemacetan dan pengurang risiko kecelakaan, flyover Sitinjau Lauik juga dirancang dengan mempertimbangkan nilai estetika tinggi. Pemandangan alam yang memesona di sepanjang lintasan menjadi inspirasi desain arsitektural flyover ini, yang kelak akan menjadi ikon baru Sumatera Barat.

“Flyover ini akan menjadi salah satu yang tercantik di Sumatera Barat, dan bahkan mungkin di Indonesia. Dengan pemandangan alam yang indah, desain struktur ini akan memadukan unsur modern dengan kearifan lokal,” ujar Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, dalam keterangan resminya.

Pemerintah daerah juga menilai proyek ini sebagai peluang strategis untuk mendongkrak sektor pariwisata. Lokasi flyover yang berada di kawasan pegunungan Sitinjau akan menjadi spot baru bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

“Kami berharap pembangunan ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi masyarakat, terutama di sektor UMKM dan pariwisata,” tambah Mahyeldi.

Tantangan dan Dukungan Pemerintah Pusat

Meski memiliki nilai strategis tinggi, pembangunan proyek ini tentu bukan tanpa tantangan. Medan yang ekstrem dan kondisi alam yang tidak menentu menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi kontraktor dan pemerintah. Namun, pemerintah pusat telah menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu.

“Kami akan pastikan semua proses berjalan sesuai standar, baik dari sisi teknis maupun keselamatan. Flyover Sitinjau Lauik akan menjadi bukti nyata transformasi infrastruktur Indonesia yang tangguh dan ramah lingkungan,” ucap Menteri Basuki.

Harapan Masyarakat

Kehadiran flyover Sitinjau Lauik disambut positif oleh warga sekitar dan para pelintas jalur ini. Banyak yang berharap proyek ini bisa segera rampung agar mereka tak lagi waswas saat melintasi jalur ekstrem tersebut.

“Setiap kali naik truk lewat sini, jantung rasanya mau copot. Harapannya, jalan layang ini bisa cepat selesai, supaya lebih aman,” ujar Rizal, sopir truk asal Bukittinggi.

Dengan nilai investasi mencapai Rp5,8 triliun dan desain arsitektur yang memukau, flyover Sitinjau Lauik tak hanya akan menjadi solusi atas masalah lalu lintas berisiko tinggi di Sumatera Barat, tapi juga menjadi tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur modern di Indonesia.

Sebagai salah satu proyek unggulan pemerintah di 2025, flyover ini diharapkan tidak hanya mengubah wajah transportasi darat Sumatera Barat, tetapi juga membuka peluang ekonomi, pariwisata, dan kesejahteraan baru bagi masyarakat. Jika rampung tepat waktu, flyover ini akan menjadi simbol perpaduan antara fungsi, keselamatan, dan keindahan yang membanggakan.

Terkini